Archive for 2016
Istilah - istilah dalam skenario
BIG CLOSE UP (BCU) :Pengambilan
dalam jarak dekat.
Misalnya dalam gambar orang yang terlihat bibirnya saja,
matanya saja, atau bagian detil lainnya. Contoh pemakaian dalam skenario, untuk menunjukan cincin
di jari manis tokoh, dalam hal ini bisa memakai BCU untuk cincin, atau ekspresi
sedih seseorang yang ditunjukkan dengan mentesnya air mata. Namun jika
ini sudah diperjelas dalam deskripsi, tidak perlu ditulis BCU lagi, sebab
urusan size shot ini lebih pada wewenang sutradara.
CLOSE UP (CU) : Pengambilan gambar pada jarak dekat.
CLOSE UP (CU) : Pengambilan gambar pada jarak dekat.
Dalam gambar orang terlihat wajahnya saja. Untuk pemakaian dalam skenario,
CU bisa untuk menegaskan sebuah lirikan mata dan senyum sinis A pada B.
COMMERCIAL BREAK : Jeda dalam tayangan film/sinetron yang diisi iklan. Biasanya penulis skenario juga harus memperhitungkan hal ini, dengan memberikan suspense pada cerita─sebelum commercial break─ agar penonton tetap menunggu kelanjutan cerita, tanpa berpindah ke channel lain.
CREDIT TITLE : Penayangan nama tim kreatif dan para ahli, serta orang yang terlibat dalam pembuatan sinetron/film tersebut.
CUT BACK TO : Transisi/peralihan dengan tempo cepat, tapi kembali ke adegan/lokasi yang telah dilihat sebelumnya. Contoh penggunaan dalam skenario, misalnya seorang anak mengis karena terpisah dari ibunya di Mall,
COMMERCIAL BREAK : Jeda dalam tayangan film/sinetron yang diisi iklan. Biasanya penulis skenario juga harus memperhitungkan hal ini, dengan memberikan suspense pada cerita─sebelum commercial break─ agar penonton tetap menunggu kelanjutan cerita, tanpa berpindah ke channel lain.
CREDIT TITLE : Penayangan nama tim kreatif dan para ahli, serta orang yang terlibat dalam pembuatan sinetron/film tersebut.
CUT BACK TO : Transisi/peralihan dengan tempo cepat, tapi kembali ke adegan/lokasi yang telah dilihat sebelumnya. Contoh penggunaan dalam skenario, misalnya seorang anak mengis karena terpisah dari ibunya di Mall,
CUT TO: Ibu sedang mencari anaknya dengan gelisah disudut yang
lain, maka ketika akan kembali ke gambar anak yang menangis tadi, yang saat ini
sudah dibantu satpam, transisi yang dipakai adalah CUT BACK TO.
CUT TO : Transisi/peralihan dengan tempo yang cepat, misalnya menggambarkan kejadian yang terjadi bersamaan tapi pada tempat yang berbeda. Atau, bisa juga kelanjutan adegan, tetapi masih di hari yang sama.
DISSOLVE TO : Transisi yang menunjukkan gambar menjadi kabur, kemudian masuk ke gambar adegan berikutnya. Dalam skenario, ini biasanya dipakai untuk menggambarkan sebuah mimpi, mengenang masa lalu, atau flash back, membayangkan sesuatu yang akan terjadi.
DIALOG : Kalimat yang diciptakan oleh script writer, yang nantinya diucapkan oleh pemain.
DURASI : Waktu tayang di TV sudah termasuk commercial break.
CUT TO : Transisi/peralihan dengan tempo yang cepat, misalnya menggambarkan kejadian yang terjadi bersamaan tapi pada tempat yang berbeda. Atau, bisa juga kelanjutan adegan, tetapi masih di hari yang sama.
DISSOLVE TO : Transisi yang menunjukkan gambar menjadi kabur, kemudian masuk ke gambar adegan berikutnya. Dalam skenario, ini biasanya dipakai untuk menggambarkan sebuah mimpi, mengenang masa lalu, atau flash back, membayangkan sesuatu yang akan terjadi.
DIALOG : Kalimat yang diciptakan oleh script writer, yang nantinya diucapkan oleh pemain.
DURASI : Waktu tayang di TV sudah termasuk commercial break.
Rata-rata durasi FTV 90, sinetron 60 menit termasuk iklan. Untuk film
layar lebar rata-rata berdurasi 90-120 menit.
ESTABLISHING SHOT : Biasa disingkat ESTABLISH saja, artinya pengambilan gambar secara penuh, terlihat secara keseluruhan. Contoh jika kita ingin menunjukkan seting kota Jakarta, kita bisa menampilkan estblish Tugu Monas atau budaran HI yang terlihat padat, kemudian baru masuk ke detil-detilnya.
EXT. : Singkatan dari EXTERIOR, biasanya dalam skenario ditulis pada deretan judul scene, untuk menunjukan keterangan tempat luar ruangan. Tulisan EXT. dan INT. bisa digabung menjadi misalnya:
EXT./INT. yang menunjukan adegan di jalanan/dalam mobil. Bisa juga di gabungan itu dipakai jika menunjukan adegan pada teras sebuah rumah.
FADE OUT : Transisi gambar dari terang ke gelap dengan cara lambat.
FADE IN : Transisi gelap ke terang dengan cara lambat. Dalam skenario, penulisan FADE OUT dan
FADE IN biasanya bersamaan untuk transisi yang menunjukan perubahan waktu, bisa juga menggambarkan perubahan keadaan dan perubahan lokasi.
FLASH BACK : Bisa diartikan sebagai kilas balik. Cerita yang kembali pada waktu sebelum kejadian berlangsung.
ESTABLISHING SHOT : Biasa disingkat ESTABLISH saja, artinya pengambilan gambar secara penuh, terlihat secara keseluruhan. Contoh jika kita ingin menunjukkan seting kota Jakarta, kita bisa menampilkan estblish Tugu Monas atau budaran HI yang terlihat padat, kemudian baru masuk ke detil-detilnya.
EXT. : Singkatan dari EXTERIOR, biasanya dalam skenario ditulis pada deretan judul scene, untuk menunjukan keterangan tempat luar ruangan. Tulisan EXT. dan INT. bisa digabung menjadi misalnya:
EXT./INT. yang menunjukan adegan di jalanan/dalam mobil. Bisa juga di gabungan itu dipakai jika menunjukan adegan pada teras sebuah rumah.
FADE OUT : Transisi gambar dari terang ke gelap dengan cara lambat.
FADE IN : Transisi gelap ke terang dengan cara lambat. Dalam skenario, penulisan FADE OUT dan
FADE IN biasanya bersamaan untuk transisi yang menunjukan perubahan waktu, bisa juga menggambarkan perubahan keadaan dan perubahan lokasi.
FLASH BACK : Bisa diartikan sebagai kilas balik. Cerita yang kembali pada waktu sebelum kejadian berlangsung.
FLASH BACK
bisa menunjukan waktu lampau/masa lalu dalam sebuah adegan, bisa saja hanya
dalam waktu beberapa saat sebelumnya.
FREEZE : Menghentikan aksi atau bertahan pada posisi akhir adegan.
FREEZE : Menghentikan aksi atau bertahan pada posisi akhir adegan.
Dalam penulisan skenario biasanya digunakan untuk akhir
sebuah episode, dimana gambar berhenti mengakhiri sebuah cerita.
INSERT : Sisipan adegan pendek dan singkat tapi penting, di dalam sebuah scene.
INSERT : Sisipan adegan pendek dan singkat tapi penting, di dalam sebuah scene.
Misalnya, pada adegan beberapa orang
ngobrol di dalam ruang tamu, tiba-tiba di luar ada orang yang mengintip
dan menguping pembicaraan mereka.
Meskipun setting berubah, kita tak
perlu membuat scene baru untuk adegan mengintip itu, cukup dengan INSERT saja.
INT : Singkatan dari INTERIOR, penulisannya dalam skenario sama dengan EXT., tetapi untuk menunjukan tempat di dalam ruangan.
LONG SHOT (LS) : Pengambilan gambar pada jarak jauh.
INT : Singkatan dari INTERIOR, penulisannya dalam skenario sama dengan EXT., tetapi untuk menunjukan tempat di dalam ruangan.
LONG SHOT (LS) : Pengambilan gambar pada jarak jauh.
Biasannya untuk gambar yang terlihat secara keseluruhan.
Misalnya, gambar orang yang terlihat seluruh badan berikut latar belakangnya.
MAIN TITLE : Judul dalam sebuah tayangan sinetron/film.
MAIN TITLE : Judul dalam sebuah tayangan sinetron/film.
Dalam penulisannya biasanya ditampilkan atau ditulis
setelah adegan teaser. Kemudian dilanjutkan dengan penayangan credit title.
SCENE : Kata lain dari adegan, yaitu bagian terkecil dalam sebuah cerita.
MONTAGE : Beberapa gambar yang menunjukan adegan berkesinambungan dan mengalir, bisa beberapa lokasi yang berbeda, tapi menyatu dalam rangkaian.
SCENE : Kata lain dari adegan, yaitu bagian terkecil dalam sebuah cerita.
MONTAGE : Beberapa gambar yang menunjukan adegan berkesinambungan dan mengalir, bisa beberapa lokasi yang berbeda, tapi menyatu dalam rangkaian.
Dalam penulisan skenario, misalnya seorang yang
putus cinta, maka mulai mengenang masa indahnya dulu bersama mantan
kekasihnya.
Dalam hal ini kita menggunakan MONTAGE dengan menampilkan
beberapa adegan indah antara si tokoh dan mantan kekasihnya ketika masih
bersama, kita tampilkan mereka sedang berkejaran di pantai, lalu tampilkan juga
saat mereka berduaan di taman bunga, lalu saat mereka saling menukar barang
kenangan, dan sebagainya.
SCENARIO : Artinya sama dengan skenario, hanya masalahnya perbedaan bahasa saja, penulisan menggunakan ‘k’ karena sudah di Indonesiakan.
SCENARIO : Artinya sama dengan skenario, hanya masalahnya perbedaan bahasa saja, penulisan menggunakan ‘k’ karena sudah di Indonesiakan.
Istilah ini digunakan dinegara Belanda dan Indonesia.
SCREENPLAY :Artinya sama dengan Scenario/Skenario.
SCREENPLAY :Artinya sama dengan Scenario/Skenario.
Di
Hollywod menggunakan istilah ini untuk menyebut naskah film.
SCRIPT WRITER : Orang yang kerjanya membuat/menulis skenario atau disebut juga Penulis Skenario.
SEQUENCE : Kata lain dari babak, yaitu kumpulan dari beberapa adegan.
SOUND EFFECT : Bisanya dalam penulisan digunakan istilah FX, maksudnya suara yang dihasilkan di luar suara manusia dan ilustrasi musik.
SCRIPT WRITER : Orang yang kerjanya membuat/menulis skenario atau disebut juga Penulis Skenario.
SEQUENCE : Kata lain dari babak, yaitu kumpulan dari beberapa adegan.
SOUND EFFECT : Bisanya dalam penulisan digunakan istilah FX, maksudnya suara yang dihasilkan di luar suara manusia dan ilustrasi musik.
Misalnya, suara telepon berdering, bel tanda masuk sekolah, suara
alat dapur berjatuhan, dan sebagainya.
TEASER : Adegan gebrakan, ditampilkan pada pembukaan/awal cerita, yang tujuannya memancing penonton untuk menyaksikan kelanjutan cerita di belakangnya.
TEASER : Adegan gebrakan, ditampilkan pada pembukaan/awal cerita, yang tujuannya memancing penonton untuk menyaksikan kelanjutan cerita di belakangnya.
Teaser bisa berupa sebuah
scene adegan baru yang diciptakan penulis skenario, bisa juga dicuplikan adegan
paling menarik/konflik utama yang sudah ada di dalam skenario.
VOICE OVER (VO) : Dialog yang terdengar tapi tidak tampak di gambar, misalnya terdengar orang berbicara di ruang sebelah.
VOICE OVER (VO) : Dialog yang terdengar tapi tidak tampak di gambar, misalnya terdengar orang berbicara di ruang sebelah.
Atau, bisa juga orangnya tampak, suaranya terdengar, tapi
bibirnya tidak bergerak, jadi dia terlihat berbicara dalam hati.
Isitilah - istilah dalam skenario
Tipe Shot / Size Shot
Shot adalah
potongan gambar yang terekam oleh kamera, sedangkan Tipe shot / Size Shot atau
ukuran gambar merupakan besar kecilnya subyek dalam sebuah frame.
Masing
masing ukuran shot memiliki makna yang berbeda beda ketika diimplementasikan
pada pengambilan sebuah gambar / shooting.
Dalam pengambilan gambar harus selalu
memperhatikan tipe shot.
Tipe shot ini nantinya akan menghasilkan rangkaian
cerita. Semangkin lengkap dan variatif yang di shooting maka semangkin lengkap
dan variatif pula rangkaian cerita yang di hasilkan.
Beberapa
istilah tipe shot yang di pakai oleh pertelevisian maupun perfilman belum ada
aturan baku, tidak semua memakai istilah yang sama tapi tetap mengacu pada
ukuran yang sama. Salah satu contoh ukuran setengah obyek dari pinggang hingga
atas kepala ada yang memakai istilah “Medium Shot” dan ada “Midle Shot”
Berikut ini
akan dijelaskan secara rinci tentang tipe shot yang sering di pakai diantaranya
:
ECU (
EXTREME CLOSE UP )
Teknik
pengambilan gambar sebagian dari keseluruhan obyek yang di bidik, misalnya
matanya, kupingnya, atau mulutnya saja, juga bisa diterapkan terhadap benda
lain yang tidak bernyawa seperti pisau, pistol, batu dan lain sebagainya.
Fungsi dari
teknik ini adalah ingin menyampaikan karakter detail dari sebuah obyek,
sehingga karakternya dapat dilihat secara nyata dan jelas oleh pemirsa.
Dalam
implementasinya tipe shot selalu di padukan secara bersamaan dengan camera
angle dalam setiap pengambilan gambar. Sehingga dalam menyusun scriptnya nanti
akan seperti “ Extreme Close Up ON Low Angle “ pengertian ini menjelaskan bahwa
obyek yang dibidik framenya ECU dan posisi kamera berada di bawah obyek.
BCU ( BIG
CLOSE UP )
Teknik
pengambilan gambar sebagian dari wajah, dari dagu hingga kepala atau kening.
Pengambilan gambar ini lebih tajam dari pengambilan gambar Close Up.
Tipe shot
ini dapat mewujudkan kedalaman pandangan mata, kebencian raut wajah, emosi
hingga keharuan. Tanpa kata kata , tanpa bahasa tubuh, tanpa intonasi BCU sudah
mewujudkan semuanya.
Contoh ini
dapat dilihat pada bentuk frame yang menceritakan ekspresi wajah seorang lagi
menangis, takut, terharu, tertawa serta yang lainnya.
CU ( CLOSE
UP )
Teknik
pengambilan gambar sebagian dari keseluruhan obyek, dari ujung kepala sampai
batas bahu atau dada seseorang. Fungsi dari teknik ini adalah ingin menyampaikan
karakter detil dari sebuah obyek, sehingga karakternya terutama pada obyek
manusia dapat dilihat secara nyata dan jelas oleh pemirsa.
Pengambilan
gambar ini biasanya menampilkan identifikasi psikologi sebuah karakter yang
memerlukan perkuatan rincian detail berbagai aksi.
MCU ( MEDIUM CLOSE UP )
Teknik
pengambilan gambar dari ujung kepala sampai ulu hati seseorang.
MS ( MEDIUM
SHOT )
Teknik ini
akan memvisualisasikan setengah dari keseluruhan bidikan obyek manusia misalnya
dari ujung kepala hingga pinggang obyek atau seseorang. Fungsi dari teknik ini
ingin menyampaikan keadaan obyek beraktifitas. Contoh ini dapat dilihat pada
bentuk frame yang menceritakan keadaan seseorang atau komunitas melakukan
sesuatu diantaranya makan, mengadakan rapat, melakukan pembicaraan dan
sebagainya. Selain itu juga mengambil tampilan pada saat dua orang berbicara,
sehingga bisa membuat penonton merasa berada sejajar dengan orang yang di
tampilkan.
KNEE SHOT
Teknik ini
dengan ukuran gambar tiga perempat ( ¾ ) dari keseluruhan bidikan obyek manusia
misalnya dari ujung kepala sampai lutut obyek atau seseorang.
FS ( FULL
SHOT )
Teknik
pengambilan gambar keseluruhan bidikan obyek manusia atau binatang maupun
kendaraan, misalnya dari ujung kepala hingga ujung kaki.
LS ( LONG
SHOT )
Teknik
pengambilan gambar yang menunjukkan kesan luas pandang dan mengecilnya obyek
dari pandangan, sehingga keberadaan obyek terlihat jauh dari pandangan mata.
Fungsi dari
teknik ini ingin menyampaikan keadaan obyek yang beraktifitas dengan keluasan
suasana lingkungan dimana obyek berada.
EXTREME LONG
SHOT
Teknik
pengambilan gambar yang mana obyeknya lebih kecil dari Long Shot dengan
menampakkan suasana keberadaan obyek yang lebih luas. Shot ini digunakan
apabila gambar yang ingin diambil adalah gambar yang sangat sangat jauh,
panjang, luas dan berdimensi lebar.
ESTABLISHING
SHOT
Pengambilan
gambar secara keseluruhan suatu tempat atau pemandangan untuk memberi orientasi
tempat dimana peristiwa atau adegan itu terjadi, biasa disingkat ESTABLISH
saja,
ONE SHOT
Shot yang
menampilkan satu orang / Obyek terlepas dari jauh atau dekatnya pengambilan
gambar.
TWO SHOT
Shot yang
menampilkan dua orang / Obyek terlepas dari jauh atau dekatnya pengambilan
gambar.
THREE SHOT
Shot yang menampilkan
tiga orang / Obyek terlepas dari jauh atau dekatnya pengambilan gambar.
GROUB SHOT
Shot yang
menampilkan sekelompok orang / Obyek atau lebih dari tiga orang / obyek
terlepas dari jauh atau dekatnya pengambilan gambar.
OSS ( OVER
SHOULDER SHOT )
Pengambilan
gambar dimana kamera berada di belakang bahu salah satu pelaku atau di belakang
objek yang membelakangi, dan tampak di dalam frame. Sementara obyek utama
tampak menghadap kamera dengan bahu lawan main.
POV ( POINT
OF VIEW )
Kamera sebagai
sudut pandang pelaku atau subjek gambar.
Tipe Shot / Size Shot
CAMERA
MOVEMENT/PERGERAKAN KAMERA itu adalah :
1.PANNING
Pergerakan
kamera dengan poros horisontal ke kiri
atau ke kanan dengan atau tanpa tripod. Poros yang di maksu disini
adalah kepala tripod yang bisa bergerak, atau pergelangan tangan kita saat memegang
kamera.
-
Pan Left : Pergerakan kamera menoleh kekiri
-
Pan Right : Pergerakan kamera menoleh ke kanan
2.TILTING
Pergerakan
kamera dengan poros vertikal di mana kamera menunduk atau mendonga/menengadah
dengan atau tanpa tripod
-
Tilt Up : Menengadah ke atas
-
Tilt Down : Menunduk ke bawah
3.TRACKING
Pergerakan
kamera mendekati atu menjauhi obyek ( diam) dengan atau tanpa tripod/dolly.
-
Track in : Mendekati obyek
-
Track out : Menjauhi obyek
4.CRAB
Pergerakan
kamera dimana kamera di geser ke kiri maupun ke kanan dengan atau tanpa tripod.
Sesuai
dengan nama nya yang dalam bahasa indonesia artinya KEPITING maka pergerakan
ini adalah menyerupai jalannya kepiting, menyamping.
-
Crab Left : Kamera bergerak ke kiri
-
Crab Right : Kamera bergerak ke kanan
5.ZOOMING
Dalam
ZOOMING ini yang bergerak bukan nya kamera tetapi lensa kamera yang bergerak
maju atau mundur mendekati/menjauhi obyek sementara kamera nya diam
-
Zoom In : Lensa bergerak maju ( gambar
menyempit / mendekat )
-
Zoom Out : Lensa bergerak mundur ( gambar melebar
/ menjauh )
6. FOLLOW
Adalah
gerakan kamera yang dilakukan dengan mengikuti object bergerak. Berbeda dengan
panning, follow dilakukan dengan cara kamera ikut bergerak searah dengan
object.
7. LEVEL
Pergerakan
kamera dimana kamera di geser ke atas atau
kebawah.
-
Level Up : Kamera digeser ke atas
-
Level Down : Kamera digeser ke bawah
Itulah
istilah istilah dari pada CAMERA MOVEMENT yang lazim di gunakan.